Minggu, 26 April 2009

Bajaj, Kendaraan Roda Tiga Pengganti Becak

Bajaj, Kendaraan Roda Tiga Pengganti Becak

Awal berkembangnya dunia otomotif, khususnya mobil, dipelopori kendaraan roda tiga yang diciptakan warga Jerman Carl Benz maupun Gotlieb Daimler. Namun, perkembangan teknologi otomotif selanjutnya menggeser roda tiga ke roda empat yang hingga kini masih merajai kendaraan dunia.
TETAPI dalam perkembangan terkini, kendaraan roda tiga kembali dirilis untuk berbagai keperluan yang bersifat minimalis seperti angkutan penumpang, barang, dan lainnya. Boleh dibilang kendaraan roda tiga yang sempat dikenal lewat bajaj atau bemo, dilansir untuk menggantikan becak--kendaraan roda tiga yang dikayuh tenaga manusia.
Konsep kendaraan roda tiga merupakan gabungan antara konsep sepeda motor yang memiliki fleksibilitas tinggi dan konsep mobil yang memiliki kapasitas angkut besar.
Kendaraan bermotor roda tiga yang digunakan angkutan umum sangat mendukung jika digunakan di kota yang memiliki kepadatan lalu lintas tinggi. Sedangkan untuk angkutan umum, mengadopsi konsep tengah antara taksi dan sepeda motor (ojek). Jika dibandingkan daya angkut taksi, kendaraan bermotor roda tiga lebih efisien karena ongkosnya lebih murah. Jika dibandingkan sepeda motor (ojek), kendaraan beroda tiga juga lebih efisien karena memiliki daya angkut lebih besar yang juga akan mengurangi cost per kilometer angkutnya.
Fleksibel karena bisa mengantarkan orang pada tujuan yang berbeda-beda, tapi tidak membuat padat. Kini tinggal bagaimana membudayakan penggunaan kendaraan bermotor beroda tiga itu. Orang biasanya mau menggunakan kendaraan itu kalau sudah terbiasa. Meskipun lalu lintas sudah padat, belum tentu masyarakat mau menggunakan kendaraan roda tiga hanya karena alasan belum biasa.
Penggunaan jenis moda transportasi merupakan bagian kebudayaan dan teknologi. Bukan hanya antarnegara, antardaerah dalam satu negara pun penggunaan moda transportasi bisa berbeda meskipun peraturan lalu lintas sama.
Di Yogyakarta misalnya, pelajar dan mahasiswa banyak yang mengendarai sepeda. Di Bandar Lampung, nanti dulu. Dengan alasan jalannya penuh tanjakan, pelajar dan mahasiswa yang menggunakan sepeda bisa dihitung dengan jari.
Jika demikian, mungkinkah Bandar Lampung memiliki moda transportasi bermotor beroda tiga? Apakah secara budaya bisa menerima? Sampai kini kendaraan beroda tiga yang melayani umum di Bandar Lampung adalah becak. Dengan alasan mekanisasi kendaraan umum dan juga lebih manusiawi, kini kendaraan bermotor roda tiga coba disosialisasikan di Bandar Lampung.
Dari sekian banyak merek kendaraan bermotor yang intens memproduksi kendaraan bermotor roda tiga, salah satunya Bajaj. Ada dua hal yang menjadi image orang Indonesia terhadap Bajaj. Pertama, kendaraan umum beroda tiga, berwarna oranye tua, berkeliaran di ruas-ruas jalan di Jakarta, memiliki daya angkut tiga orang, serta tidak memiliki trayek khusus. Imajinasi yang kedua, Bajaj merupakan merek kendaraan bermotor dari India.
Image itu tidak salah. Meskipun Bajaj masih intens memproduksi kendaraan beroda tiga, merek yang diproduksi di Akurdi, Negara Bagian Pujab (Pune), India itu juga mengembangkan kendaraan bermotor beroda dua (motor bike dan scooter).
Direktur PT Shafa Marwa Motor, dealer resmi merek Bajaj di Lampung, Jamaril Akbar, mengatakan penggunaan kendaraan bermotor roda tiga lebih ekonomis dan menguntungkan. "Kendaraan bermotor roda toga cocok untuk Bandar Lampung," kata dia, Jumat (1-10).
Meskipun demikian sampai kini permintaan kendaraan roda tiga yang khusus untuk angkutan niaga itu di Lampung masih kecil.
Pengoperasian kendaraan bermotor roda tiga tidak memerlukan keahlian khusus. Yang penting pengendara mengerti aturan lalu lintas serta mendapat izin mengemudikan kendaraan. Jenis SIM (surat izin mengemudi) yang mesti dikantongi pengendara kendaraan bermotor roda tiga adalah SIM A umum.
Kendaraan roda tiga ini coba diterapkan untuk kawasan perumahan, menurut dia, telah mengikuti ketentuan perlindungan terhadap lingkungan. Sebab itu, ambang batas emisi gas buang telah memenuhi ketentuan untuk mengurangi polusi udara maupun suara. "Seluruh kendaraan roda tiga menggunakan mesin 4 tak yang ramah lingkungan," ujar dia.
Hitung-hitung secara ekonomi, harga kendaraan yang dibanderol Rp26,8 juta itu bisa menghidupi tukang becak. "Kalau per hari dapat Rp100 ribu, cicilan dan kebutuhan rumah tangga bisa terpenuhi," kata dia.
Sebab itu, Jamaril getol menggarap asosiasi tukang becak untuk mekanisasi becak dengan kendaraan bermotor.
"Kalau memang diperlukan trayek khusus, pemerintah daerah perlu membuat aturan agar kendaraan yang memiliki daya jangkau lebih jauh dibandingkan becak ini lebih tertib," kata Jamaril. n CR-4/E-1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar